Selasa, 30 November 2010

INFEKSI


A. PENGERTIAN
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit. Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain. Orang yang sehar harus dihindarkan dari orang-orang yang menderita penyakit dari golongan ini.
Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.
Penyebab utama infeksi diantaranya adalah bakteri dan jasad hidup (organisme). Kuman-kuman ini menyebar dengan berbagai cara dan vektor.
Contoh-contoh penyakit infeksi :
1. Penyebab penyakit adalah bakteri (jasad renik atau kuman)
• TBC : ditularkan melalui udara
• Tetanus : melalui luka yang kotor
• Mencret : lalat, air dan jari yang kotor
• Pneumonia: lewat batuk (udara)
• Gonorrhea dan sifilis : hubungan kelamin
• Sakit telinga : dengan selesma (masuk angin dan pilek)
2. Penyebab penyakit adalah virus (kuman yang lebih kecil daripada bakteri)
• Selesma, influensa, campak, gondok : ditularkan melalau udara, batuk, ataupun lalat
• Rabies : melalui gigitan binatang
• Penyakit kulit : melalui sentuhan
3. Jamur
• kurap, kutu air, dan gatal pada lipatan paha: ditularkan melalu sentuhan atau dari pakaian yang dipakai secara bergantian
4. Parasit internal (hewan yang berbahaya yang hidup di dalam tubuh)
• Disentri: ditularkan dari kotoran ke mulut
• Malaria: melalui gigitan nyamuk
5. Parasit eksternal (hewan yang berbahaya yang hidup pada permukaan tubuh)
• Kutu rambut, kutu hewan, kutu busuk berupa kudis: penularannya dari orang-orang yang telah terinfeksi atau melalui pakaian.
6. Penyebab penyakit Tetanus sering menginfeksi luka, terutama luka akibat tusukan benda tertantu, seperti paku, jarum, duri, dan sebagainya

CARA PENULARAN INFEKSI
1. Kontak
Langsung, tidak langsung, droplet
2. Udara
Debu, kulit lepas
3. Alat
Darah, makanan, cairan intra vena
4. Vektor / serangga
Nyamuk, lalat
PENCEGAHAN INFEKSI
Beberapa definisi dalam pencegahan infeksi, antara lain adalah :
1. Antisepsis
Antisepsis adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh lainnya.
2. Asepsis atau Teknik Aseptik
Asepsis atau teknik aseptik adalah semua usaha yang dilakukan dalam mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akan menyebabkan infeksi. Caranya adalah menghilangkan dan atau menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, jaringan dan benda - benda mati hingga tingkat aman.
3. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda (peralatan medis, sarung tangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Cara memastikannya adalah segera melakukan dekontaminasi terhadap benda - benda tersebut setelah terpapar/terkontaminasi darah atau cairan tubuh
4. Disinfeksi
Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua mikroorganisme penyebab penyakit pada benda – benda mati atau instrumen.
5. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Suatu proses yang menghilangkan mikro organisme kecuali beberapa endospora bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus, atau penggunaan desinfektan kimia.
6. Mencuci dan membilas
Suatu proses yang secara fisik menghilangkan semua debu, kotoran, darah, dan bagian tubuh lain yang tampak pada objek mati dan membuang sejumlah besar mikro organisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau menangani benda tersebut (proses ini terdiri dari pencucian dengan sabun atau deterjen dan air, pembilasan dengan air bersih dan pengeringan secara seksama).
7. Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteri pada benda-benda mati atau instrumen.

D.PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI YANG EFEKSTIF BERDASARKAN:
1. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik (tanpa gejala).
2. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.
3. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan dan telah bersentuhan dengan kulit tak utuh, selaput mukosa, atau darah harus dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan harus dilakukan proses pencegahan infeksi secara benar.
4. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah diproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi.
5. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total tetapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi yang benar dan konsisten.

B. PEMBAHASAN

Tetanus adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Clostridium tetani. Kuman ini menghasilkan racun yang dapat menghasilkan racun yang dapat mempengaruhi jaringan saraf manusia. Racun ini akan menjalar di sepanjang saluran saraf tepi, sampai ke susunan saraf pusat, dan mengikuti aliran darah. Adanya racun ini mengakibatkan kekakuan otot di seluruh tubuh, terutama otot pengunyah dan otot batang tubuh.

Clostridium tetani termasuk kuman yang hidup tanpa oksigen (anaerob), dan membentuk spora. Spora ini mampu bertahan hidup terhadap lingkungan panas, antiseptic, dan jaringan tubuh, sampai berbulan-bulan. Kuman yang berbentuk batang ini sering terdapat dalam kotoran hewan dan manusia, dan bisa menyebar lewat debu atau tanah yang kotor, dan mengenai luka.

Tetanus sering menginfeksi luka, terutama luka akibat tusukan benda tertantu, seperti paku, jarum, duri, dan sebagainya. Infeksi oleh kuman ini dimulai dari masuknya spora ke dalam luka. Spora itu akan berkembang dan mengeluarkan neurotoksin (tetanospamin) yang akan menyebabkan otot-otot menjadi kejang (spasme). Kontraksi kejang ini sangat kuat, bahkan dapat merobek otot atau fraktur kompresi pada tulang punggung.

Bila kita terkena luka, kita tidak dapat mendeteksi langsung apakah kita terkena kuman tetanus atau tidak. Apalagi luka kecil pun bisa mengakibatkan tetanus. Sebagai catatan saja, kuman tetanus bisa masuk lewat gigi berlubang yang dikorek-korek dengan tusuk gigi atau benda lain yang tidak bersih. Dapat juga masuk lewat telinga, jika kita membersihkannya dengan barang yang tidak bersih. Tetanus tak segera dapat terdeteksi karena masa inkubasi penyakit ini berlangsung hingga 21 hari setelah masuknya kuman tetanus ke dalam tubuh. Pada masa inkubasi inilah baru timbul gejala awalnya.









C. GEJALA
Gejala penyakit tetanus bisa dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
• Tahap awal
Rasa nyeri punggung dan perasaan tidak nyaman di seluruh tubuh merupakan gejala awal penyakit ini. Satu hari kemudian baru terjadi kekakuan otot. Beberapa penderita juga mengalami kesulitan menelan. Gangguan terus dialami penderita selama infeksi tetanus masih berlangsung.

• Tahap kedua
Gejala awal berlanjut dengan kejang yang disertai nyeri otot pengunyah (Trismus). Gejala tahap kedua ini disertai sedikit rasa kaku di rahang, yang meningkat sampai gigi mengatup dengan ketat, dan mulut tidak bisa dibuka sama sekali. Kekakuan ini bisa menjalar ke otot-otot wajah, sehingga wajah penderita akan terlihat menyeringai (Risus Sardonisus), karena tarikan dari otot-otot di sudut mulut.
Selain itu, otot-otot perut pun menjadi kaku tanpa disertai rasa nyeri. Kekakuan tersebut akan semakin meningkat hingga kepala penderita akan tertarik ke belakang. (Ophistotonus). Keadaan ini dapat terjadi 48 jam setelah mengalami luka.
Pada tahap ini, gejala lain yang sering timbul yaitu penderita menjadi lambat dan sulit bergerak, termasuk bernafas dan menelan makanan. Penderita mengalami tekanan di daerah dada, suara berubah karena berbicara melalui mulut atau gigi yang terkatub erat, dan gerakan dari langit-langit mulut menjadi terbatas.

• Tahap ketiga
Daya rangsang dari sel-sel saraf otot semakin meningkat, maka terjadilah kejang refleks. Biasanya hal ini terjasi beberapa jam setelah adanya kekakuan otot. Kejang otot ini bisa terjadi spontan tanpa rangsangan dari luar, bisa pula karena adanya rangsangan dari luar. Misalnya cahaya, sentuhan, bunyi-bunyian dan sebagainya. Pada awalnya, kejang ini hanya berlangsung singkat, tapi semakin lama akan berlangsung lebih lama dan dengan frekuensi yang lebih sering.

Selain dapat menyebabkan radang otot jantung (mycarditis), tetanus dapat menyebabkan sulit buang air kecil dan sembelit. Pelukaan lidah, bahkan patah tulang belakang dapat terjadi akibat adanya kejang otot hebat. Pernafasan pun juga dapat terhenti karena kejang otot ini, sehingga beresiko kematian. Hal ini disebabkan karena sumbatan saluran nafas, akibat kolapsnya saluran nafas, sehingga refleks batuk tidak memadai, dan penderita tidak dapat menelan.

D. PENGOBATAN
Bila sudah ada gejala ringan tetanus, maka sumber luka (infeksi) harus segera diketahui.Kemudian, kadang dokter membuka luka baru dengan tujuan ada udara masuk, sehingga kuman mati karena mendapat oksigen. Setelah itu luka dibersihkan dengan antiseptik atau H2O2 dan antibiotic.
Untuk membunuh toksin tetanus, biasanya pasien diberi suntikan ATS (antitetanus serum). Sedangkan untuk mengatasi kejangnya diberi obat penenang (barbiturat atau valium). Jika keadaan pasien cukup gawat, misalnya otot-otot yang berhubungan dengan pernafasan (otot dada) kaku, maka pasien perlu diberi alat respirator.
Perawatan tetanus perlu sedikit 'spesial' karena pasien bersifat hipersensitif terhadap rangsang. Ini disebabkan karena toksin yang menempel di otot memblok sistem neoromoskular sehingga otot mudah terangsang. Kena rangsang sedikit saja, mereka bisa kejang-kejang yang sifatnya amat melelahkan. Karena itu kebanyakan pasien tetanus dirawat di ruang ICU dan jika perlu dibius umum.
Biasanya kamar perawatan pasien tetanus diletakkan di ujung atau di tempat yang relatif sepi. Bahkan dulu pasien dirawat di tempat yang gelap, agar lebih tenang dan menghindari rangsang. Seringkali pasien tetanus membutuhkan waktu yang relatif lama untuk penyembuhannya (2-3 bulan).


PRINSIP PERAWATAN LUKA SENDIRI
1. Pembersihan luka.
Setiap luka dibersihkan terlebih dahulu dengan air yang mengalir atau bila ada dengan cairan NaCl 0,9%. Luka harus dibersihkan dari kotoran atau debu yang menempel. Untuk luka tusuk seperti bila tertusuk jarum, saat membersihkan luka dengan air mengalir, lakukan juga pijatan di sekitar luka hingga darah keluar. Bila jarum atau paku kotor atau karatan, harus dibawa ke rumah sakit karena luka ini perlu dilakukan sedikit insisi atau pembukaan luka agar dapat dibersihkan hingga ke paling dalam. Setelah membersihkan luka, luka dikeringkan dengan kassa.

2. Penghentian perdarahan.
Apabila darah masih keluar, hentikan perdarahan. Hal ini terutama dilakukan pada luka yang menyebabkan robekan pembuluh darah arteri atau vena besar yang dapat menyebabkan darah menyemprot dan terus mengalir. Bila perdarahan dibiarkan, penderita akan jatuh dalam keadaan syok. Cara untuk menghentikan perdarahan ini adalah dengan menekan bagian yang luka, meninggikan bagian yang luka dari jantung, menekan pembuluh darah besar yang mendarahi daerah luka, atau dengan melakukan bebat atau pengikatan sebelum luka (atau pada sisi yang lebih dekat ke jantung). Pengikatan ini juga tidak boleh terlalu kuat, namun harus cukup kuat hanya untuk menghentikan perdarahan. Karena bila terlalu kuat, dapat menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh bagian akhir dari pengikatan.


3. Penutupan luka.
Setelah perdarahan berhenti, luka ditutup dengan plester, kassa atau kain bersih yang telah diberikan obat antiseptik, untuk menghindari paparan luar. Jangan menutup luka dengan kapas karena dapat menempel saat dibuka, sehingga bisa menimbulkan luka baru bila ditarik dengan paksa. Selain itu, kassa dan kain bersih dapat mengisap air hingga kotoran luka terangkat. Untuk luka tertutup seperti luka lecet dan memar serta luka terbuka ringan seperti luka iris tidak perlu dilakukan penutupan luka. Luka memar dapat diberikan heparin untuk mengurangi hematom.

4. Pencegahan infeksi.
Luka perlu dibiarkan tetap kering hingga benar-benar pulih. Juga hindari dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi. Balut luka perlu diganti setiap hari atau bila penutup luka basah dan kotor, agar kelembapan luka tetap terjaga dan tidak ada penumpukan kotoran atau kuman di luka. Luka bersih yang dirawat dengan benar tidak memerlukan antibiotika, kecuali pada luka yang kotor.





CEGAH DENGAN IMUNISASI
Suntikan tetanus ada 2 macam, yaitu anti tetanus serum (ATS) dan vaksin tetanus toxoid. ATS sebanyak 1500 IU merupakan serum yang dapat langsung mencegah timbulnya tetanus. Sementara itu, vaksin tetanus toxoid 0,5 ml tidak untuk mencegah tetanus saat itu, namun untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap tetanus, sehingga mencegah terjadinya tetanus di kemudian hari bila ternyata luka tersebut masih mengandung kuman, juga mencegah tetanus pada kejadian lain dalam jangka waktu kira-kira 6 bulan bila tanpa booster.
Berikut adalah kriteria kapan suatu luka perlu diberikan suntikan tetanus:
- Luka cukup besar (dalam lebih dari 1 cm)
- Luka berbentuk bintang
- Luka berasal dari benda yang kotor dan berkarat
- Luka gigitan hewan dan manusia
- Luka tembak dan luka bakar
- Luka terkontaminasi, yaitu: luka yang lebih dari 6 jam tidak ditangani, atau luka kurang dari 6 jam namun terpapar banyak kontaminasi, atau luka kurang dari 6 jam namun timbul karena kekuatan yang cukup besar (misalnya luka tembak atau terjepit mesin)
- Penderita tidak memiliki riwayat imunisasi tetanus yang jelas atau tidak mendapat booster selama 5 tahun atau lebih
Cara pencegahan tetanus yang paling jtiu adalah dengan imunisasi. Imunisasi merupakan kekebalan aktif yang akan menjadi benteng terhadap kuman-kuman tetanus. Nah, apakah Anda sudah mendapatkan imunisasi tetanus? Jika belum, segeralah berkunjung ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan imunisasi ini.
Lebih utama bila sejak bayi diimunisasi dengan suntikan DPT (difteri pertusis tetanus), yang kemudian dilanjutkan dengan booster (pengulangan). Sementara pada orang yang tidak diketahui sejarah imunisasinya, namun memperlihatkan gejala khar tetanus, maka kepadanya diberikan suntikan tetanus toksoid (TT), untuk merangsang tubuh membuat antibodi sendiri.

Pada mereka yang kemungkinan menunjukkan risiko tinggi tetanus, bisa diberikan dua jenis suntikan sekaligus, ATS dan TT, terutama jika riwayat imunisasinya meragukan. Penyuntikan ATS dilakukan di lengan kanan dan TT di lengan kiri atau sebaliknya. Tujuannya agar keduanya bekerja secara simultan, yang satu melawan kumannya, sementara yang lain membangun antibodi.

Selain dengan imunisasi, kita pun dapat meminimalkan terjadinya infeksi terhadap luka dengan berhati-hati saat beraktifitas, khususnya bila berhubungan dengan tempat-tempat atau benda-benda kotor. Bila membersihkan gudanga tau kebun, misalnya, maka sebaiknya kita memakai alas kaki dan sarung tangan. Untuk anak-anak, jauhkan benda-benda tajam dan kotor dari jangkauan mereka.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
1. Usia
Anak penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua karena orang tua lebih sering terkena penyakit kronis yang dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.
2. Nutrisi
Nutrisi yang cukup dan seimbang dapat membantu mempercepat penyembuhan luka.
3. Infeksi
Infeksi luka seperti munculnya nanah dapat menghambat penyembuhan karena proses tersebut terhalang nanah.
4. Sirkulasi darah dan Oksigenasi
Pada orang yang sirkulasi darah dan oksigenasinya terganggu (seperti pada penderita hipertensi, kencing manis, anemia, dan perokok), penyembuhan luka lebih lama.
5. Benda asing
Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme dapat menyebabkan terbentuknya suatu abses atau nanah yang mengganggu penyambungan jaringan.
6. Obat
Obat-obat antiradang tertentu seperti steroid dan aspirin serta obat heparin dapat memperlambat penyembuhan luka karena mengganggu proses peradangan (fase 1) dan menyebabkan perdarahan.





DAFTAR PUSTAKA

http://forum.dudung.net/index.php?topic=3526.0 (Majalah NIKAH, Vol.3, No.11 Pebruari 2005)
Bahar. Perawatan Luka Secara Umum. 26 Januari 2009. Diakses melalui: http://www.suaradokter.com/.
Brinker. General Principles of Trauma. Dalam buku Review of Orthopaedic Trauma. WB Saunders. 2001.
Kalbe.co.id. Luka. Diakses melalui: http://www.kalbe.co.id/dod_detail.php?detail=89.
Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta: 1997, hal 72-81.
Vorvick, LJ. Bruise. MedlinePlus. 5 Februari 2009.
http://www.comui.edu.ng/
http://anneahira.com/pencegahan-penyakit/infeksi.htm
JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.









Sabtu, 27 November 2010

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA OLAHRAGA

PRINSIP PERAWATAN LUKA SENDIRI

1. Pembersihan luka.

Setiap luka dibersihkan terlebih dahulu dengan air yang mengalir atau bila ada dengan cairan NaCl 0,9%. Luka harus dibersihkan dari kotoran atau debu yang menempel. Untuk luka tusuk seperti bila tertusuk jarum, saat membersihkan luka dengan air mengalir, lakukan juga pijatan di sekitar luka hingga darah keluar. Bila jarum atau paku kotor atau karatan, harus dibawa ke rumah sakit karena luka ini perlu dilakukan sedikit insisi atau pembukaan luka agar dapat dibersihkan hingga ke paling dalam. Setelah membersihkan luka, luka dikeringkan dengan kassa.

2. Penghentian perdarahan.

Apabila darah masih keluar, hentikan perdarahan. Hal ini terutama dilakukan pada luka yang menyebabkan robekan pembuluh darah arteri atau vena besar yang dapat menyebabkan darah menyemprot dan terus mengalir. Bila perdarahan dibiarkan, penderita akan jatuh dalam keadaan syok. Cara untuk menghentikan perdarahan ini adalah dengan menekan bagian yang luka, meninggikan bagian yang luka dari jantung, menekan pembuluh darah besar yang mendarahi daerah luka, atau dengan melakukan bebat atau pengikatan sebelum luka (atau pada sisi yang lebih dekat ke jantung). Pengikatan ini juga tidak boleh terlalu kuat, namun harus cukup kuat hanya untuk menghentikan perdarahan. Karena bila terlalu kuat, dapat menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh bagian akhir dari pengikatan.

3. Penutupan luka.

Setelah perdarahan berhenti, luka ditutup dengan plester, kassa atau kain bersih yang telah diberikan obat antiseptik, untuk menghindari paparan luar. Jangan menutup luka dengan kapas karena dapat menempel saat dibuka, sehingga bisa menimbulkan luka baru bila ditarik dengan paksa. Selain itu, kassa dan kain bersih dapat mengisap air hingga kotoran luka terangkat. Untuk luka tertutup seperti luka lecet dan memar serta luka terbuka ringan seperti luka iris tidak perlu dilakukan penutupan luka. Luka memar dapat diberikan heparin untuk mengurangi hematom.

4. Pencegahan infeksi.

Luka perlu dibiarkan tetap kering hingga benar-benar pulih. Juga hindari dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi. Balut luka perlu diganti setiap hari atau bila penutup luka basah dan kotor, agar kelembapan luka tetap terjaga dan tidak ada penumpukan kotoran atau kuman di luka. Luka bersih yang dirawat dengan benar tidak memerlukan antibiotika, kecuali pada luka yang kotor.

KAPAN DIBERIKAN SUNTIKAN TETANUS?

Suntikan tetanus ada 2 macam, yaitu anti tetanus serum (ATS) dan vaksin tetanus toxoid. ATS sebanyak 1500 IU merupakan serum yang dapat langsung mencegah timbulnya tetanus. Sementara itu, vaksin tetanus toxoid 0,5 ml tidak untuk mencegah tetanus saat itu, namun untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap tetanus, sehingga mencegah terjadinya tetanus di kemudian hari bila ternyata luka tersebut masih mengandung kuman, juga mencegah tetanus pada kejadian lain dalam jangka waktu kira-kira 6 bulan bila tanpa booster.

Berikut adalah kriteria kapan suatu luka perlu diberikan suntikan tetanus:

- Luka cukup besar (dalam lebih dari 1 cm)

- Luka berbentuk bintang

- Luka berasal dari benda yang kotor dan berkarat

- Luka gigitan hewan dan manusia

- Luka tembak dan luka bakar

- Luka terkontaminasi, yaitu: luka yang lebih dari 6 jam tidak ditangani, atau luka kurang dari 6 jam namun terpapar banyak kontaminasi, atau luka kurang dari 6 jam namun timbul karena kekuatan yang cukup besar (misalnya luka tembak atau terjepit mesin)

- Penderita tidak memiliki riwayat imunisasi tetanus yang jelas atau tidak mendapat booster selama 5 tahun atau lebih

PERAWATAN LUKA MEMAR

Pertolongan pertama pada luka memar adalah sebagai berikut:

- Kompres memar dengan es untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi bengkak. Es terlebih dahulu dibungkus dengan kain. Kompres dilakukan selama 15 menit per jam.

- Letakkan area memar di atas jantung, jika memungkinkan. Hal ini membantu mencegah darah terlalu banyak keluar pada area luka memar.

- Istirahatkan bagian tubuh yang mengalami memar.

- Bila diperlukan, dapat meminum antinyeri atau analgesic untuk meredam rasa sakit.

Yang paling penting yang harus dihindari adalah:

- Jangan mengeluarkan bekuan darah memar menggunakan jarum.

- Jangan untuk tidak menggubris nyeri dan bengkak dengan terus menggunakan bagian tubuh tersebut untuk bekerja (berlari, memukul, dan sebagainya).

Namun bila menemukan hal-hal berikut, segera cari pertolongan ke dokter:

- Tekanan yang sangat pada daerah memar

- Nyeri dan pembesaran yang cukup parah pada daerah memar

- Mengalami memar tanpa penyebab yang jelas

- Ada tanda-tanda infeksi pada daerah memar, seperti rasa panas, kemerahan, nanah, dan demam.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA

1. Usia

Anak penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua karena orang tua lebih sering terkena penyakit kronis yang dapat mengganggu sintesis dari faktor pembekuan darah.

2. Nutrisi

Nutrisi yang cukup dan seimbang dapat membantu mempercepat penyembuhan luka.

3. Infeksi

Infeksi luka seperti munculnya nanah dapat menghambat penyembuhan karena proses tersebut terhalang nanah.

4. Sirkulasi darah dan Oksigenasi

Pada orang yang sirkulasi darah dan oksigenasinya terganggu (seperti pada penderita hipertensi, kencing manis, anemia, dan perokok), penyembuhan luka lebih lama.

5. Benda asing

Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme dapat menyebabkan terbentuknya suatu abses atau nanah yang mengganggu penyambungan jaringan.

6. Obat

Obat-obat antiradang tertentu seperti steroid dan aspirin serta obat heparin dapat memperlambat penyembuhan luka karena mengganggu proses peradangan (fase 1) dan menyebabkan perdarahan.

Sumber:

Bahar. Perawatan Luka Secara Umum. 26 Januari 2009. Diakses melalui: http://www.suaradokter.com/.

Brinker. General Principles of Trauma. Dalam buku Review of Orthopaedic Trauma. WB Saunders. 2001.

Kalbe.co.id. Luka. Diakses melalui: http://www.kalbe.co.id/dod_detail.php?detail=89.

Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta: 1997, hal 72-81.

Vorvick, LJ. Bruise. MedlinePlus. 5 Februari 2009.

http://www.comui.edu.ng/


Ditulis oleh vinka untuk TanyaDokterAnda.com, 2010.

Minggu, 21 November 2010

Membina Kebugaran Jasmani dengan Latihan Fisik Teratur

Prof. Drs. H. M. Tahir Djide

"Sejumlah pelaku dan mantan olah ragawan menemui ajalnya tatkala sedang melakukan olah raga. Ada yang sedang bermain sepak bola, bulu tangkis, dan bermain golf. Kasus-kasus yang terjadi dalam olah raga ini, menarik untuk dikaji dari berbagai aspek."
MEMILIKI alat-alat latihan yang harganya mahal, kemudian Anda senantiasa menggunakan kendaraan bagus yang serba elektronik, pada kenyataannya alat-alat latihan tersebut tidak memberikan penghematan apa-apa bagi Anda. Namun sebaliknya, Anda seharusnya terlibat dengan latihan-latihan fisik dan gerakan olah raga yang justru sangat dibutuhkan dalam hidup ini.
Latihan fisik yang teratur merupakan cara terbaik untuk mewaspadai pemeliharaan aspek kekuatan anggota tubuh dan hal ini mungkin membantu untuk mencapai umur panjang. Ketidakaktifan bergerak dan berlatih, pada hakekatnya secara pelan dan pasti akan membunuh Anda.
Kebiasaan hidup pasif dan tidak aktif bergerak, merupakan gejala kematian sebelum waktunya. Alasan kelasik untuk "tidak aktif" bergerak adalah tidak ada waktu, kesempatan tidak ada, tidak punya uang untuk biaya latihan, dan tidak bergairah, tidak bersemangat dan tidak disiplin.
Latihan kesegaran jasmani mempunyai tujuan memperbaiki dan mempertahankan fungsi-fungsi tubuh seperti kekuatan, keuletan, daya tahan, dan sistem sirkulasi pernapasan. Kesegaran jasmani harus dijadikan way of life dan gaya hidup Anda yang menyenangkan. Jaringan dan fungsi-fungsi tubuh dapat diperbaiki melalui latihan atau kegiatan fisik. Oleh karena itu, setiap latihan harus intensif dengan frekuensi yang cukup untuk merangsang pertumbuhan tubuh.
Menurut Laurence E. Morehouse, Ph. D. dalam bukunya "Total fitness in 30 minutes A. Week" kita membutuhkan lima cara untuk mempertahankan keadaan dan sikap tubuh yang baik. Pertama adalah gerakan-gerakan tangan Anda untuk menjangkau barang yang lebih tinggi letaknya dan biasakan melakukan gerakan-gerakan memutar tubuh, membungkukkan tubuh, dan membengkokkan anggota tubuh.
Kedua dengan berdiri tegak total selama 2 jam dalam sehari, biasakan mengangkat barang/benda yang "agak berat" selama 15 detik. Jalan kaki dengan irama cepat sekurang-kurangnya 3 menit, untuk merangsang sistem kardiovaskuler, dan lakukan latihan fisik, yang menghabiskan kira-kira 300 kalori setiap hari. Mungkin akan sangat baik bila Anda membiasakan diri latihan lari sejauh 3 mil (1 mil =1690 meter).
Orang yang tidak aktif bergerak selama 3 (tiga) hari, akan kehilangan 5% kekuatannya. Oleh sebab itu, membina kesegaran jasmani dengan latihan-latihan fisik yang teratur, harus dijadikan "gaya hidup yang menyenangkan".
Untuk mengembangkan seluruh otot-otot tubuh dibutuhkan berbagai jenis atau bentuk latihan fisik yang berbeda dan bervariasi. Kata kunci untuk mendorong Anda selalu aktif bergerak adalah jangan berbaring, jika Anda masih mampu duduk. Jangan duduk, jika Anda masih mampu berdiri. Dan jangan berdiri, jika Anda mampu bergerak.
Anda harus berusaha untuk mempertahankan berlatih selama 10 menit dalam sehari, tiga hari dalam seminggu. Hal ini akan mempertahankan tingkat yang memuaskan dari perkembangan jaringan otot, keuletan dan kekuatan dari otot-otot dan keuletan sistem kardio-respiratorius.
Oleh karena itu harus diwaspadai daerah-daerah tubuh yang sering mengalami persoalan khusus, yakni: punggung, pinggang, dan pangkal paha. Pada dasarnya banyak bentuk-bentuk latihan yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kasus-kasus ini.
Peringatan yang berikut ini, penting diperhatikan, manakala Anda baru saja "naik tangga atau membawa barang berat atau melakukan kerja fisik ringan seperti berkebun" dan merasakan rasa nyeri di dada, pusing atau pingsan, gangguan saluran pencemaran, sukar bernapas, dan gejala-gejala seperti influensa.
Sehubungan dengan masalah proses latihan fisik yang dilakukan, dianjurkan untuk menggunakan denyut nadi sebagai nilai pengatur untuk menyesuaikan ketepatan persepsi usaha Anda, sehingga Anda dapat menemukan seberapa intensitas latihan yang tepat untuk Anda.(Penulis adalah dosen FPOK UPI Bandung)***

MANFAAT JALAN KAKI

Berjalan kaki adalah olahraga bermutu yang teraman, terbaik dan termurah. Mengapa demikian ?

• Pertama, olah raga ini tidak harus memiliki jadwal yang rutin sehingga dapat dilakukan kapan saja pada waktu senggang yang sempit sekalipun da hampir semua cuaca. Olah raga ini adalah olah raga termudah.
• Kedua, hampir bebas cedera dan tidak terlalu berat sehingga Anda harus terengah-engah kehabisan nafas. Berjalan sangatlah baik khususnya jika Anda bertubuh sangat gemuk.
• Ketiga, walaupun pergerakkannya sangat sederhana, berjalan kaki menggunakan hampir semua tulang dan semua otot tubuh. Hal ini bermanfaat sekali untuk memperlancar peredaran darah.
• Keempat, penelitian menunjukkan bahwa berjalan santaipun akan dapat mencegah penyakit jantung. Berjalan kaki dapat mencegah tekanan darah tinggi dengan memperbesar atau membuka pembuluh darah. Disamping itu berjalan kaki dapat menolong tubuh mengatur agar terdapat lebih banyak jenis kolesterol yang baik daripada yang tidak baik, sebab kolesterol yang tidak baik itulah yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Selain itu, jalan kaki juga membuat jantung tidak terbebani oleh ”ledakan-ledakan” rangsangan untuk bekerja keras seperti yang terjadi ketika kita berolah raga keras seperti lari cepat, badminton, tenis dan sejenisnya.
• Kelima, olah raga berjalan kaki dapat menghilangkan lemak yang tidak diinginkan seperti pada pinggul, paha, bokong, dan perut, terutama pada wanita.
• Keenam, berjalan kaki menyegarkan pikiran. Dapat menurunkan amarah serta menghilangkan stres, mengobati depresi dan dapat membuat tidur Anda lebih nyenyak. Sehingga membuat Anda dapat hidup lebih bersemangat, dan tentunya Anda akan merasa dan kelihatan lebih muda dari umur Anda.
• Ketujuh, olah raga jalan kaki adalah yang teraman dan paling efisien bagi semua usia, termasuk bagi mereka yang berusia lanjut sekalipun.

Jika Anda ingin hidup lebih lama dengan kesehatan yang prima, jadikanlah berjalan cepat sebagai kebiasaan Anda setiap hari, sebagaimana pentingnya kebiasaan makan dan tidur kebiasaan (Dr.Alexander Leaf). Lalu Bagaimanakah cara berolah raga jalan kaki yang baik ?

Untuk itu Anda dapat memilih satu diantara empat jenis olah raga jalan, yaitu : Jalan santai : olah raga jalan yang paling lambat dengan kecepatan kurang lebih 1,5 km per jam. Walaupun kelihatannya sangat ringan, akan tetapi hal ini termasuk olah raga karena menggunakan otot-otot tubuh secara terus-menerus, yang dapat memperlancar peredaran darah. Walaupun demikian, jangan jadikan ini satu-satunya olah raga. Jalan normal : Kecepatannya rata-rata 4,5 km per jam. Sama dengan jalan santai, keuntungannya dapat ditingkatkan dengan melakukannya lebih lama secara kumulatif. Contohnya : Berjalanlah sebelum dan sesudah makan walaupun hanya seperempat jam saja. Jalan cepat (aerobik) : Sangat berguna untuk mengolah ragakan jantung dan paru-paru karena menuntut denyut jantung serta pernafasan cepat. Idealnya, untuk keefektifannya dapat dilakukan dengan kecepatan 6-7,5 km per jam atau lebih, dan mencapai denyutan nadi sebesar 70-85% dari denyutan nadi maksimum (220 dikurangi umur anda), lalu mempertahankannya demikian selama paling sedikit 20 menit. Ukurlah denyut nadi Anda setelah berjalan paling sedikitnya 10 menit, dan hitunglah selama 10 detik pertama lalu kalikan dengan 6 untuk mendapatkan ukuran denyut nadi permenit. Jalan kaki jarak jauh (hiking) : Dengan pesiapan fisik atau mental yang tepat dan matang, hiking dapat menjadi olah raga yang menyenangkan tanpa resiko cedera berat. Yang diperlukan hanyalah pakaian olah raga, sepatu yang pantas dan enak dipakai, serta ransel untuk membawa makanan dan minuman. Disamping menikmati alam yang menyenangkan, hiking bermanfaat pula untuk menurunkan berat badan. Olah raga jalan cepat sangat sederhana, tetapi manfaatnya luar biasa.

Sabtu, 20 November 2010

Perhatian dan Konsentrasi dalam Olahraga

Semua orang mengetahui seberapa penting “Daya Konsentrasi Dan Tingkat Perhatian”. Yang sangat diperlukan dalam mendukung aktivitas sehari-hari agar tujuannya bisa dicapai dengan sukses. Apakah dia pelajar, karyawan, usahawan, atau atlet atau bahkan seorang ibu rumah tangga. Daya konsentrasinya akan menentukan tingkat kesuksesan yang bisa dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan “daya konsentrasi dan perhatian” yang baik, tugas menjadi mudah. Bisa terencana dan diselesaikan dengan baik. Dan tentu saja kesempatan mendapatkan kesuksesan di hari-hari berikutnya semakin besar.

Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun proses kognitif lainnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu.

Konsentrasi merupakan suatu keadaan dimana kesadaran seseorang tertuju kepada suatu obyek tertentu dalam waktu tertentu. Dalam olahraga, masalah yang paling sering timbul akibat terganggunya konsentrasi adalah berkurangnya akurasi lemparan, pukulan, tendangan, atau tembakan sehingga tidak mengenai sasaran. Akibat lebih lanjut jika akurasi berkurang adalah strategi yang sudah dipersiapkan menjadi tidak jalan sehingga atlet akhirnya kebingungan, tidak tahu harus bermain bagaimana dan pasti kepercayaan dirinya pun akan berkurang. Selain itu, hilangnya konsentrasi saat melakukan aktivitas olahraga dapat pula menyebabkan terjadinya cedera. Tujuan daripada latihan konsentrasi adalah agar si atlet dapat memusatkan perhatian atau pikirannya terhadap sesuatu yang ia lakukan tanpa terpengaruh oleh pikiran atau hal-hal lain yang terjadi di sekitarnya. Pemusatan perhatian tersebut juga harus dapat berlangsung dalam waktu yang dibutuhkan. Agar didapatkan hasil yang maksimal, latihan konsentrasi ini biasanya baru dilakukan jika si atlet sudah menguasai latihan relaksasi. Salah satu bentuk latihan konsentrasi adalah dengan memfokuskan perhatian kepada suatu benda tertentu (misalnya: nyala lilin; jarum detik; bola atau alat yang digunakan dalam olahraganya).


Sumber :

http://diradja.wordpress.com/2009/09/01/meningkatkan-konsentrasi-dan-perhatian-kunci-sukses/

Pemanasan & Peregangan Sebelum Olahraga


Pemanasan adalah bagian paling penting sebelum berolahraga. Agar otot tidak kaku dan terhindar dari cidera saat berolahraga, pemanasan dulu yuk!


Fungsi/Manfaat dan Cara Pemanasan & Peregangan Sebelum Olahraga

Mungkin anda dari kecil sudah biasa melakukan aktivitas pemanasan atau warming up sebelum berolahraga. Pada waktu sekolah dulu kita diajarkan untuk melakukan pemanasan dulu sebelum masuk ke pelajaran praktek olahraga di lapangan. Minimal kita disuruh lari-lari kecil keliling lapangan atau keliling di jalan-jalan luar sekitar sekolah. Ketika senam pagi bersama pun gerakan awal senam pasti pemanasan bagi yang datang tidak terlambat.


Pemanasan dibagi menjadi 2 macam yaitu pemanasan aktif dan pemanasan pasif. Pemanasan aktif (active warm up) bekerja dengan merangsang tubuh untuk menghasilkan panas. Caranya dengan latihan fisik secara aktif berupa latihan fisik ringan. Dengan latihan fisik itu suhu tubuh akan meningkat secara bertahap sesuai dengan intensitas dan durasi pemanasan.

Pemanasan pasif (passive warm up) merupakan pemanasan yang melibatkan panas dari luar tubuh misalnya mandi uap/sauna. Dengan pemanasan pasif secara tidak langsung tubuh akan menghasilkan panas sehingga suhu tubuh meningkat secara bertahap. Bila dibandingkan dengan pemanasan aktif, energi yang dikeluarkan oleh tubuh pada pemanasan pasif tidak seberapa besar karena tidak adanya pergerakan tubuh yang signifikan dalam menghasilkan energi panas.


Olahraga melibatkan pergerakan otot, sendi dan tulang dalam intensitas yang cukup besar. Dengan melakukan pemanasan olahraga maka darah yang kaya akan nutrisi dan oksigen akan mengalir ke otot sehingga siap untuk dipacu kerja lebih berat. Sedangkan kegunaan atau manfaat olahraga itu sendiri adalah untuk menguatkan otot, tulang, jantung, paru-paru dan memperlancar peredaran darah.


Pemanasan atau warming up bisa dilakukan tanpa bantuan alat apapun dan tanpa biaya, yaitu dengan jogging ringan, aerobik ringan, lari-lari kecil di tempat, dan lain-lain. Cukup sampai tubuh kita berkeringat, terasa panas dan merasa cukup pemanasannya kurang lebih 5 sampai 15 menit bisa dilanjutkan dengan peregangan otot atau streching selama beberapa menit agar otot lebih lentur digunakan nantinya.


Tanpa melakukan pemanasan yang cukup sebelum melakukan aktivitas olahraga yang dominan menggerakkan otot, sendi dan tulang dapat mengakibatkan cidera otot dan cedera sendi. Sudah barang tentu cedera tersebut akan sangat mengganggu aktivitas dan mungkin akan sangat menyakitkan sehingga perlu perawatan medis lebih lanjut. Cedera otot bisa berbentuk keseleo, salah urat, terkilir, kram otot, sakit otot, dan sebagainya.


Peregangan / Streching Yang Baik dan Benar

Setelah melakukan pemanasan yang membuat sedikit keluar keringat, maka dilanjutkan dengan peregangan otot atau strenching. Baik pemanasan maupun peregangan harus dilakukan dalam kapasitas yang ringan dan rendah jangan terlalu berlebihan. Jika dilakukan berlebih bisa memicu cedera sendi. Jangan sampai belum olahraga sudah merasa lelah atau capek berat. Jika sudah dilakukan dengan benar maka tubuh akan siap untuk melakukan kegiatan olahraga. Lalu berolahragalah dengan perasaan riang gembira tanpa paksaan dan lupakanlah semua masalah yang ada.



Cegah Cedera dengan Pemanasan yang Benar

Pemanasan sebelum olahraga berfungsi untuk mempersiapkan otot untuk gerakan yang lebih dinamis. Gerakan pemanasan harus bersifaft statis (jalan di tempat), mudah dilakukan dengan irama yang lambat.


Waktu yang disarankan untuk melakukan pemanasan adalah 10 menit dengan perkiraan otot sudah mulai panas mengencang di menit tersebut dan siap untuk gerakan yang lebih dinamis. Jika pemanasan dilakukan terlalu lama justru akan memicu terjadinya cedera pada sendi.

Cedera yang timbul akibat kurang panasnya otot saat berolahraga mungkin saja tidak dirasakan sekarang. Bila cedera otot terjadi dalam jangka pendek, akan mengakibatkan terkilir atau kram. Namun jika dampaknya terjadi dalam jangka panjang, bisa mengakibatkan urat terjepit bahkan pengapuran!.

Selain sebelum mulai berolahraga, pemanasan atau streching juga harus dilakukan setelah selesai berolahraga. Pasalnya, otot yang kencang harus dilonggarkan agar terhindar dari pegal dan tegang.

BAHAYA DEBU YANG ADA DISEKITAR KITA



Bahaya Debu bagi Kesehatan Pernapasan

Debu-debu rumah yang umumnya dianggap tidak berbahaya, meski tidak terhirup dan hanya menempel pada kulit, nyatanya dapat menimbulkan gatal-gatal di kulit. Dan telah diketahui, debu rumah termasuk salah satu alergen (penyebab alergi) yang menimbulkan kaligata/biduran atau urtikaria. Ini sebagai reaksi kulit yang tinggi sensitivitasnya.
Debu di sekitar tempat kerja yang berasal dari pabrik industri, misalnya, dapat menyebabkan sesak nafas hingga sakit pernafasan atau penyakit paru yang serius. Penyakit paru ini termasuk penyakit yang banyak diderita masyarakat kita. Ada beberapa jenis debu yang di antaranya bisa menyebabkan penyakit pernafasan atau paru. Yakni debu organik dan anorganik. Selain itu gas dan bahan aerosol yang larut. Berdasarkan penelitian, gas dan erosol yang sering menimbulkan gangguan pernafasan antara lain gas dari hidrokarbon, bahan kimiawi insektisida, serta gas dari pabrik plastik dan hasil pembakaran plastik. Debu darimanapun asalnya, apakah akibat pekerjaan ataupun di luar pekerjaan, termasuk karena debu akibat aktivitas gunung berapi sangat berbahaya. Tidak semua partikel debu dapat masuk ke paru. Debu berukuran besar yaitu 5-10 mikron atau lebih tidak masuk ke saluran pernapasan, namun tertahan oleh rambut-rambut (cilia) rongga hidung. Partikel-partikel debu yang berukuran 1-3 mikron langsung masuk saluran nafas paling dalam, yaitu alveoli paru dan menimbulkan dampak antara lain sesak nafas, penurunan fungsi paru, serta dapat timbul penyakit saluran nafas serius.
Gejala penyakit akibat masuknya debu ke paru antara lain batuk disertai bersin, pilek dan berlendir sebagai reaksi tubuh serta sesak nafas. Otot polos sekitar saluran nafas terangsang dan menimbulkan penyempitan. Semakin lama seorang pekerja pada lingkungan kerja debu, endapan debu di paru semakin tinggi. Gangguan fungsi paru menjadi lebih tinggi bila pekerja merokok. Merokok menimbulkan kerusakan dan penurunan pertahanan paru, mengingat rusaknya sel-sel serabut (cilia) yang pada keadaan normal membawa lendir ke mulut dan membantu mengeluarkan bahan beracun. Keadaan menjadi lebih buruk bila ventilasi udara kurang baik, disamping daya tahan tubuh dan gizi yang kurang, tidur kurang dari 8 jam perhari dan adanya penyakit lain.
Pneumoconiosis adalah kondisi pada paru yang merupakan hasil pengumpulan debu mineral pada paru dan sebagai reaksi jaringan paru terhadap paparan debu. Paparan debu kapas yang terjadi di perusahaan garmen disebut byssinosis. Sedang bila debu silica maka disebut silicosis. Bila penyebabnya debu asbes disebut asbestosis. Jadi macam pneumoconiosis tergantung jenis debu yang terhirup.
Kita ketahui, di Indonesia sudah banyak industri/pabrik plastik dan penggunaan bahan kimia insektisida. Semakin banyak pabrik plastik atau penggunaan bahan kimiawi tersebut, maka makin besar pula risiko bahayanya terutama bagi para pekerja pabrik dan juga orang-orang yang tinggal di sekitarnya. Khususnya gas yang berasal dari pabrik plastik adalah polytetrafluorethylene, fosgen dan lainnya. Fosgen dihasilkan dari pembakaran bungkus-bungkus plastik. Gas ini, jika terhirup, dapat menimbulkan iritasi pada mukosa hidung. Dan dari penggunaan bahan kimia (seperti insektisida) dan lainnya akan menimbulkan gangguan pernafasan melalui susunan syaraf pusat.

Untuk mencegahnya, pekerja yang terpapar debu harus memakai masker. Sedang bila paparan debu bahan kimia berbahaya diperlukan penggunaan respirator dengan atau tanpa cartridge. Untuk perusahaan garmen, alat pelindung diri yang perlu dipakai adalah masker biasa. Untuk para pekerja, termasuk yang terpapar debu harus diperiksa kesehatan secara berkala dan khusus. Untuk pengguna respirator khusus pemeriksaan fungsi paru (spirometri) menjadi keharusan guna selalu memberikan kesehatan paru yang setinggi-tingginya disamping pekerja mengelola hidup dengan lifestyle yang baik. Dimana pun kita berada, debu pasti selalu ada. Hati-hati dengan keberadaannya. Mengapa? Berikut ini uraian mengenai debu, dan apa-apa yang dapat ditimbulkan bila kita menghirupnya.