Minggu, 21 November 2010

Membina Kebugaran Jasmani dengan Latihan Fisik Teratur

Prof. Drs. H. M. Tahir Djide

"Sejumlah pelaku dan mantan olah ragawan menemui ajalnya tatkala sedang melakukan olah raga. Ada yang sedang bermain sepak bola, bulu tangkis, dan bermain golf. Kasus-kasus yang terjadi dalam olah raga ini, menarik untuk dikaji dari berbagai aspek."
MEMILIKI alat-alat latihan yang harganya mahal, kemudian Anda senantiasa menggunakan kendaraan bagus yang serba elektronik, pada kenyataannya alat-alat latihan tersebut tidak memberikan penghematan apa-apa bagi Anda. Namun sebaliknya, Anda seharusnya terlibat dengan latihan-latihan fisik dan gerakan olah raga yang justru sangat dibutuhkan dalam hidup ini.
Latihan fisik yang teratur merupakan cara terbaik untuk mewaspadai pemeliharaan aspek kekuatan anggota tubuh dan hal ini mungkin membantu untuk mencapai umur panjang. Ketidakaktifan bergerak dan berlatih, pada hakekatnya secara pelan dan pasti akan membunuh Anda.
Kebiasaan hidup pasif dan tidak aktif bergerak, merupakan gejala kematian sebelum waktunya. Alasan kelasik untuk "tidak aktif" bergerak adalah tidak ada waktu, kesempatan tidak ada, tidak punya uang untuk biaya latihan, dan tidak bergairah, tidak bersemangat dan tidak disiplin.
Latihan kesegaran jasmani mempunyai tujuan memperbaiki dan mempertahankan fungsi-fungsi tubuh seperti kekuatan, keuletan, daya tahan, dan sistem sirkulasi pernapasan. Kesegaran jasmani harus dijadikan way of life dan gaya hidup Anda yang menyenangkan. Jaringan dan fungsi-fungsi tubuh dapat diperbaiki melalui latihan atau kegiatan fisik. Oleh karena itu, setiap latihan harus intensif dengan frekuensi yang cukup untuk merangsang pertumbuhan tubuh.
Menurut Laurence E. Morehouse, Ph. D. dalam bukunya "Total fitness in 30 minutes A. Week" kita membutuhkan lima cara untuk mempertahankan keadaan dan sikap tubuh yang baik. Pertama adalah gerakan-gerakan tangan Anda untuk menjangkau barang yang lebih tinggi letaknya dan biasakan melakukan gerakan-gerakan memutar tubuh, membungkukkan tubuh, dan membengkokkan anggota tubuh.
Kedua dengan berdiri tegak total selama 2 jam dalam sehari, biasakan mengangkat barang/benda yang "agak berat" selama 15 detik. Jalan kaki dengan irama cepat sekurang-kurangnya 3 menit, untuk merangsang sistem kardiovaskuler, dan lakukan latihan fisik, yang menghabiskan kira-kira 300 kalori setiap hari. Mungkin akan sangat baik bila Anda membiasakan diri latihan lari sejauh 3 mil (1 mil =1690 meter).
Orang yang tidak aktif bergerak selama 3 (tiga) hari, akan kehilangan 5% kekuatannya. Oleh sebab itu, membina kesegaran jasmani dengan latihan-latihan fisik yang teratur, harus dijadikan "gaya hidup yang menyenangkan".
Untuk mengembangkan seluruh otot-otot tubuh dibutuhkan berbagai jenis atau bentuk latihan fisik yang berbeda dan bervariasi. Kata kunci untuk mendorong Anda selalu aktif bergerak adalah jangan berbaring, jika Anda masih mampu duduk. Jangan duduk, jika Anda masih mampu berdiri. Dan jangan berdiri, jika Anda mampu bergerak.
Anda harus berusaha untuk mempertahankan berlatih selama 10 menit dalam sehari, tiga hari dalam seminggu. Hal ini akan mempertahankan tingkat yang memuaskan dari perkembangan jaringan otot, keuletan dan kekuatan dari otot-otot dan keuletan sistem kardio-respiratorius.
Oleh karena itu harus diwaspadai daerah-daerah tubuh yang sering mengalami persoalan khusus, yakni: punggung, pinggang, dan pangkal paha. Pada dasarnya banyak bentuk-bentuk latihan yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kasus-kasus ini.
Peringatan yang berikut ini, penting diperhatikan, manakala Anda baru saja "naik tangga atau membawa barang berat atau melakukan kerja fisik ringan seperti berkebun" dan merasakan rasa nyeri di dada, pusing atau pingsan, gangguan saluran pencemaran, sukar bernapas, dan gejala-gejala seperti influensa.
Sehubungan dengan masalah proses latihan fisik yang dilakukan, dianjurkan untuk menggunakan denyut nadi sebagai nilai pengatur untuk menyesuaikan ketepatan persepsi usaha Anda, sehingga Anda dapat menemukan seberapa intensitas latihan yang tepat untuk Anda.(Penulis adalah dosen FPOK UPI Bandung)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar